Sementara dikejauhan sana disekolah megah dan mewah itu Riko , Lisa , dan Andrew berfikir apa yang sedang terjadi pada Dina . Diam-diam Lisa mulai menggerutu dan menanyakan pada Riko apa yang terjadi .
“Rik, elo kenapa sama Dina ?” Tanya Lisa memulai pembicaraan
“iya rik , kenapa ?” Ekor Andrew sambil menggaruk-garuk kepalanya
“kenapa apanya sih ? gak ada apa-apa kalii , elo bedua jangan mojokin gue gitu dong” Jawab Riko sambil kebingungan
“Gue curiga elo penyebab Dina gak turun , iya gak dre ?” jawab Lisa sambil menyenggol Andrew yang ada di sebelah kanannya
“hem . iya-iya Lis” timpal Andrew dengan gugup
Riko terdiam sesaat, di fikirankannya kejadian malam minggu kemarin , waktu tak sengaja ia menampar wajah Dina dan gadis itu menangis tanpa mengucap sepatah kata pun . Seharusnya ia tidak menampar wajah gadis itu tetapi , kemarahannya memuncak . Ia tidak bisa lagi mengontrol emosi dan rasa cemburu yang membara didalam hatinya . Terus terang , ia sangat-sangat menyintai gadis blasteran jerman-indo itu . Baginya , suatu keberuntungan mendapatkan cinta Dina dan memiliki gadis cantik itu . Tapi , hanya karena kebodohannya menampar gadis itu masalah jadi timbul dan Dina jadi enggan menemuinya kembali . ‘Arrgh .. bukan salah gue sepenuhnya kok’ gerutu Riko dalam hati . Lamunannya kembali dibuyarkan oleh Lisa dan Andrew , tampak kedua temannya itu melambaikan tangan mereka didepan wajah Riko . Sesaat ia tersadar .
“Sebenarnya …”
“Sebenarnya apa ko?” timpal Andrew dan Lisa secara bersamaan
“Gue malming kemarin bertengkar sama Dina” Jawab Riko polos
“tuh kan bener apa yang gue fikirkan!” Ucap Lisa siswi 3 IPA 4 itu sambil
menunjukkan telunjuknya kearah dagunya sendiri
“Sorry deh Lis..”
“Ceritain dulu ada apaan sebenarnya?” pinta Lisa
“Malam itu gue nampar Dina”
“WHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTTTTTTTTTTTTTTTTT ????????????????????? NAMPAR ?” Ucap
Lisa dan Andrew secara bersamaan dan saling berteriak . Wajar saja apabila mereka berdua terkejut mendengar perkataan dari Riko itu . Yang mereka tau , pasangan ini paling serasi dan hampir-hampir jarang untuk bertengkar apalagi sampai pukul-pukulan begitu . Riko melanjutkan penjelasannya .
“Iya , gue nampar dia . habis gue dongkol sama tuh anak”
“Dongkol gimana ko..?” sergap Andrew
“Kalian tau gak , sabtu sore itu dia jalan sama Tomy gandengan tangan pula .. sakit tau gak sih hati gue” Ucap Riko seraya mengeluh
“Hah …??? SELINGKUH gitu maksud elo?” Tanya Andrew dengan sebelah kening yang mengerut
“mungkin”
“Gak mungkin” Timpal Lisa yang mulai bicara
“Didunia ini gak ada yang gak mungkin kali Lis ,, Please deh Lis” Ucap Andrew dengan tangan yang gemulai mirip seperti wanita
“Bener tuh apa yang dibilang Andrew Lis” Timpal Riko tak mau kalah
“Dina itu anak yang setia , mungkin ada alasan lain kali ko , elo minta penjelasan
gak waktu itu sama Dina?” Ujar Lisa sambil memasang raut wajah cemberut dan penuh tanda Tanya . Karena ia tau Riko itu anak yang keras kepala dan sulit dinasehati oleh siapa pun.
“Gue rasa gak ada yang perlu dijelasin lagi deh”
“tuh kan , udah gue duga”
“Duga apaan”
“Duga kalo sifat egois lo itu gak bakal hilang , Pliss deh ko , elo tuh kaya anak kecil tau gak sih” Ucap Lisa beranjak bangun dari tempat duduknya dan memutari badan Riko yang duduk berselaras dengannya
“Jadi gue harus kaya apa Lis?”
“Elo rubah tuh sifat elo,” Timpal Andrew
“Iya , bener tuh yang di bilang sama Andrew” Ucap Lisa sambil memetikkan jarinya
“Seharusnya Dina dong yang sadar diri” Ucap Riko ketus
Andrew dan Lisa ikut bingung , mereka saling menatap kearah yang sama yaitu Riko . ‘Egois banget sih Riko’ Gerutu Lisa dalam hati . Mereka yang sedari tadi asyik berbincang di kafe taria yang tak jauh dari kelas Lisa itu tak menyadari tampak seseorang dari kejauhan yang mengamati mereka . Guru mata pelajaran bahasa Jepang yang seharusnya pelajaran yang mereka ikuti sedari tadi , Bu’ Cici namanya guru nan cantik ini selalu sabar menghadapi ulah ke tiga muridnya ini . Ia pun hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat Lisa, Andrew, dan Riko yang sedari tadi berbincang-bincang di kafe taria.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar