Pagi datang , mentari mnyinari gorden kamar Villa di lantai satu yang baru saja di sibak oleh Dina itu . Riko tersadar sejenak , ditatapnya wajah ayu itu kemudian ia terssenyum sambil menarik tangan Dina . Dina terduduk sambil mengusap kepala Riko dan rambut hitamnya itu . Diucapkannya selamat pagi kepada kekasih hatinya tetapi Riko hanya membals dengan senyuman manis dan tatapan sayu , maklum saja Riko baru memasuki alam sadarnya setelah semalam mengistirahatkan mata-matanya yang lelah dalam pangkuan Dina . Dina yang masih memakai piyama menggulung-gulung rambutnya menjadi satu ikatan . Ia duduk di meja rias kamar Villa itu , lalu membengkokkan beberapa lehernya ke arah yang berlawanan . Kemudian , ia keluar untuk memantau keadaan di ruang tamu . Apakah masih ada Lisa dan Andrew yang terlelap disana . Ia meninggalkan Riko yang kini tengah asyik mengisap satu batang rokok di kamar villa keluar menuju dapur untuk mempersembahkan sarafan terbaik untuk Riko dan kawan-kawannya . Setelah selesai , ia pun sesegera mungkin bangkit menuju kamar mandi yang ada di arah belakang . Di bersihkannya tubuh mungil itu agar tampak lebih bersih lagi . Ia keluar dan baru mendapati Lisa dan Andrew yang tengah asyik mengobrol di tangga antara lantai 2 dan lantai1 Villa itu .
Jam berlalu begitu cepat, Pagi itu tak terasa hanya dilalui di meja makan dapur .Mereka berempat asyik megobrol dan menceritakan kejadian-kejadian yang lucu . Baru saja Dina berdiri , bel rumah itu berbunyi . Sesegera mungkin ia membuka pintu Villa . Rezha tengah berdiri di depannya dengan satu bucket Mawar merah yang sengaja ia beli untuk Dina .
“Eh… Masuk zha… lagi ngobrol juga gue m anak-anak..”
“Iya din.. nih buat elo..” Jawab Rezha seraya menyodorkan bunga Mawar Merah yang sedari tadi di pegangnya .
“Buat gue yah..? Makasih banget zha..” Dina tersenyum sambil meraih Bucket bunga yang ada di tangan kanan Rezha , seraya berjalan menuju ke arah Dapur .
Riko tersenyum kepada Rezha yang baru saja datang melalui pintu utama Villa itu . Pakaiannya nampak rapi , farfumnya pun tercium sampai ke pelosok hati . Riko tersadar kembali setelah Dina dan Rezha menduduki salah satu kursi di meja makan dapur di Villa itu. Ditatapnya kearah bucket bunga mawar merah yang baru saja diletakkan Dina di meja makan . Namun , Riko hanya diam penuh harap . Ia percaya dan yakin bahwa , Rezha dan Dina hanya berteman biasa layaknya seseorang yang baru kenal satu sama lain . Mereka bersenda guru bersama , melewati jam demi jam detik demi detik dengan perbincangan tentang puncak dan yang lain-lainnya . Rezha yang tiba-tiba memberhentikan perbincangan , dengan sergap mengajak semua teman-teman barunya melewati hari-hari di puncak dengan berbagai fasilitas liburan disana .
“ Ekh .. pada mau keliling puncak gak..?” Ajak Rezha dengan senyumannya yang ceplas-ceplos
“Emang elo tau jalan-jalannya..?” Ucap Andrew
“Iya lah drew .. kalo gue enggak tau .. buat apa gue ajak kalian keliling .?” Timpal Rezha sambil melirik kearah Dina dengan senyuman menggoda
“Boleh aja sih .. iya kan sayang?” Ucap Riko sambil menggengam erat tangan kiri Dina
“Iya .. kalo gue sih oke-oke aja zha..” Jawab Dina sambil membalas genggaman erat tangan Riko
“Gimana kalo sekarang aja zha..?” Tawar Lisa sambil berdiri didepan teman-temannya . Ia tak ingin membuat liburan bikinan Dina itu mejadi panjang . Akhirnya mereka semua memutuskan untuk berjalan-jalan ke sekeliling puncak . Rezha mendahului mereka sebagai pembimbing layaknya wisatawan yang baru saja berdatangan ke puncak . Tempat pertama yang mereka kunjungi ialah kebun bunga yang hanya berjarak beberapa meter dari Villa mereka .
Mereka sampai di kebun bunga yang asri itu . Lisa tersenyum kepada Rezha yang sedari tadi menatapnya misterius . Sementara Riko , hanya berjalan-jalan sendiri di ujung bunga anggrek , meninggalkan Dina yang kini tengah asyik di padang bunga mawar . Dina memang mengagumi bunga mawar sejak ia masih seumur jagung di dunia . Matanya kelap-kelip ketika salah satu debu yang ada di tempat bunga mawar memasuki ke mata indahnya . Dina merintih kesakitan , Rezha yang sedari tadi memperhatikan kelakuan Dina dengan sergap menghampiri gadis itu .
“Sini-sini , gue tiupin .. Makanya hati-hati din .. ni baru debunya belum durinya.. hehehe .. pejamin mata elo..” Canda Rezha sambil meniup mata Dina dengan lembut
“Aduh..” Rintih Dina kesakitan
“Udah gak papa .. buka deh pelan-pelan ,, sekarang pasti udah agak baikkan..” Jawab Rezha dengan mengusap lengan Dina . Dina hanya tersenyum kepada Rezha yang sedari tadi berdiri rapi didepan matanya . Rezha hanya tersenyum simple di depan gadis yang diam-diam ia kagumi itu .
“Kenapa sayang..? Mata kamu kenapa..?” Ucap Riko dari kejauhan ketika menyadari kekasihnya tengah mengalami masalah pada bagian mata . Dina hanya membalas dengan teriakan baik-baik saja . Riko pun tak terusik lagi , ia asyik mengamati bunga anggrek yang belum pernah sama sekali ia lihat .
Dina tersenyum kepada Rezha , tatapan mereka beradu begitu asyik . Terlalu lama , hingga melarutkan keduanya . Lisa dan Andrew yang mengamati kejadian itu dari kejauhan , berusaha memaklumi hanya dengan senyuman mereka berdua pun asyik mengamati bunga-bunga sambil bergandengan tangan . Ada gejolak cinta yang tengah di rasakan Andrew dan Lisa begitu juga Rezha dan Dina yang masih betah beradu pandang di tengah-tengah mawar merah seperti bucket yang tadi pagi di berikan oleh Rezha .
“Bunga-nya bagus yah..” Ucapnya Riko dari kejauhan yang tiba-tiba menyadarkan Dina dan Rezha . Rezha tertegun , ia tersenyum malu begitu pula Dina .
Mereka sama-sama tak pandai menyembunyikan perasaan . Rezha dibuat gila setengah mati oleh tatapan mata Dina yang terus menukik , meusuk ke dalam jantung hatinya yang terdalam . Dina pun merasakan hal yang sama , debaran jantungnya makin berdetak cepat . Sepertinya , cinta itu terjadi lagi . Apa benar ia jatuh hati pada orang lain , seorang pelukis yang baru saja di kenalnya di puncak bogor yang banyak memberi kesejukan di hatinya . Mereka berdua tak tahu apa jawabannya hanya mata yang bicara , melengkapi kekosongan di hati meski kenyataan menyadarkan Dina tak lagi sendiri .
“Kamu suka mawar…?” Tanya Rezha denga lembut . Bahkan perkataan Elo-Gue berganti menjadi Aku-Kamu
“Iya , suka banget malahan . Kok pake kata ‘kamu’ zha….?” Tanya Dina seraya mencium salah satu bunga mawar merah yang berada di hadapan matanya
“Eh.. gak papa.. Gak boleh yah Din..?”
“Gak.. boleh kok zha… Oh ya , ke tempat lain yuk ..?? Bosen nih disini mulu..” Ajak Dina seraya menarik tangan Rezha menuju pintu keluar
“Boleh .. yang lain gimana..?”
“Udah biarin aja.. entar juga mereka nyusul..”
“Ya sudah .. Riko..? gimana kalo kita main Layang-Layang di sana ,” Ucap Rezha seraya menuju ke arah matahari terbit ketika keluar dari Taman Bunga meninggalkan Riko dan lain-lainnya
“Biarin aja Riko .. boleh tapi kamu ajarin aku yah..” Ucap Dina seraya berlari-lari mengitari kebun teh dengan senyum manja
“Iya Dina yang paling cantik” Ucap Rezha dengan senyuman yang penuh cinta kasih

Tidak ada komentar:
Posting Komentar