Sabtu, 26 Februari 2011

Lanjutan Cinta Bandung-Bogor 3

Lisa , Andrew , dan Riko yang sedang dalam perjalanan ke rumah Dina memutuskan untuk diam sepanjang jalan . Mereka berharap Dina tidak apa-apa . Tak sampai satu jam mobil CR-V hitam milik Riko telah sampai didepan pagar rumah Dina . Terlihat Pak Harjo’ satpam dirumah itu membukakan pagar , ia pun tersenyum ketika menatap ke dalam mobil terlihat 2 sahabat majikannya dan yang menyetir adalah kekasih majikannya . Riko berhenti memarkirkan mobilnya , mereka bertiga turun dari mobil dan bergegas menelusuri halaman rumah yang luas itu berharap dapat menemui Dina dan dapat menyelesaikan masalah mereka . Tapi , harapan itu berganti menjadi abu setelah Riko memencet bel rumah itu dan Bi’ Ijah yang terlihat membukakan pintu . Biasanya , ketika Riko bertamu Dina pasti sedang bersantai di depan tv atau kedatangan tawaran-tawaran, maklum saja Dina kan seorang model terkenal .

“Iya den.. ada apa yah den..?” Tanya sang pembantu kepada Riko yang berdiri di baris utama pada pintu itu

“Emm.. Dina ada bi..?” Tanya Riko sambil celengak-celinguk ke dalam ruangan

“Loh.. Emang non Dina gak ada kasih tau ke den Riko yah..?”

“emang ke mana Dina bi’?” Tanya Lisa dari belakang
“Bogor den, non..”

“Hah .? bogor..?” Jawab mereka serentak secara bersamaan dan penuh dengan rasa terkejut

“iya den, non.. katanya sih mau refresing gitu..?”
“ini kan bukan liburan bi. Terus dia nginep dimana..?” Lanjut Lisa
“mungkin di Villa puncak non.. soalnya non Dina itu gak terlalu tahu jalan Bogor”
“Udah lama perginya bi’? Ucap Riko secara was-was
“Baru tadi siang den .. sekitar jam 11an..”

“Oh. Gitu yah bi , dia bilang gak berapa lama disana..?” Sergap Andrew yang juga kebingungan

“Katanya sih cuman 2 mingguan aja den..?”

“Oh.. Makasih yah bi.. Kita balik dulu ..” Ucap Lisa yang segera berpamitan pada bi’ Ijah yang sedari tadi mengobrol dengan mereka didepan pintu .

Mereka kembali ke mobil dan segera pergi dari rumah besar itu . Lisa yang duduk di bangku belakang mulai resah dan khawatir akan Dina . Ia pun mengambil handphone yang ada didalam tas kecil yang menggantung di pundaknya . Di tekannya nomor ponsel sahabatnya itu , terdengar suara operator yang mengatakan nomor ponsel Dina sedang tidak aktif . Lisa semakin menggerutu sangkal dan jengkel dalam hati terhadap Riko .

“Besok kita susul Dina..” Ucap Lisa ketus

Riko dan Andrew yang duduk didepan , hanya bisa diam dan menuruti kemauan Lisa . Sepanjang perjalanan mereka memilih untuk diam dam menghabiskan waktu untuk mendengarkan siaran radio . Riko memutar arah jalan melalui taman, maklum saja ia terlebih dahulu mengantar pulang kedua sahabatnya itu . Ia kini tepat berada di kawasan Perumahan Grahania , menelusuri jalan dengan pepohonan yang asri . Dan , berhenti di salah satu blok rumah Lisa dan Andrew . Kedua temannya itu akhirnya menelusuri blok dan hilang satu persatu . Riko pun bergegas pulang sendiri ke rumahnya . Dan , mempersiapkan diri untuk besok menyusul Dina ke bogor . Sementara Riko dalam kegelisahan , Dina sekarang sudah mulai terlelap akibat mp3 kesayangannya itu .

Pagi akhirnya datang , menyambut hari baru . Dina yang terbangun dari awal memilih untuk berjalan-jalan santai di sekeliling taman . Cuaca dinginnya puncak mampu menghanyutkan Dina dalam kesendirian , ia merasa tenang . Ditelusurinya taman di puncak itu perlahan , tapi siapa yang menyangka malapetaka sekaligus kebahagiaan menghampiri Dina . Lelaki yang tadi malam tersenyum padanya , tanpa sengaja menubruk dina dari arah belakang . Dina menoleh menatap , 1detik.. 2detik.. 3detik.. mata itu saling beradu pandang , Dina tak menyadari posisinya sekarang sedang terbaring di rerumputan dan tepat diatasnya adalah lelaki misterius itu .

“Ups.. Sorry-sorry .. Gue gak tau ada elo . habis tadi lagi buru-buru , maaf yah..?” Ucap lelaki itu sambil menyodorkan tangan untuk membantu Dina bangkit dari rerumputan

“Iyah ,, gak papa kok . elo yang tadi malam senyum sama gue kan..?” Tanya Dina sambil menepuk-nepuk pundaknya yang kotor akibat rerumputan

“eh , iya ? gue perhatiin dari kemarin elo kelihatannya baru di Villa ini , nama elo siapa..?” Tanya lelaki itu
Dina berfikir , apa lelaki itu tidak pernah melihat wajah ayu Dina di salah satu majalah Bandung . Tapi , kembali lamunan Dina di gugahkan oleh lelaki itu .

“Gue Valencia Pertiwi Andina , elo bisa panggil gue Dina” Jawabnya sambil tersenyum

“Ehm… Gue pernah denger nama itu . Tapi dimana yah?” Jawab lelaki itu dengan menggaruk-garuk kepalanya

“Gue salah satu model , hasil pemotretan gue sering terbit di majalah Bandung” Ucap Dina seraya berjalan-jalan kecil

“Oh .. Iya-iya , wah beruntung banget nih gue kenalan sama elo .. foto bareng dulu dong..?” Ucap lelaki itu seraya bersenda gurau

“ada-ada aja elo , oya nama elo siapa ..? elo kerja?” Tanya Dina seraya berhenti berjalan dan menatap lelaki itu

“Gue Doni nama lengkap gue Doni afrezha hutama, elo bisa panggil gue Doni atau rezha, dan gue seorang pelukis tapi sekarang gue lagi berlibur , lagi persiapan juga sih..” Jelasnya panjang lebar dan diikuti dengan senyuman manis

“Oh .. Gue panggil elo rezha aja yah?? Wah.. pelukis . hebat juga yah elo.. emang lagi persiapan apa elo?”

“Oke , itu terserah elo mau manggil gue apa .. Gak kok biasa aja , lagian gue juga baru didunia lukis .. persiapan buat.. adalah itu , rahasia pokonya .. Btw elo tinggal dimana ??”

“ oow .. rahasia … Gue di Bandung .. kalau elo..?”
“Cimahi…”
“Dekat dong…” Ucap Dina dengan senang
“Yah.. begitulah … ntar siang elo mau kemana ???”
“Sebenarnya sih , gue mau jalan .. tapi Gue gak tahu daerah bogor..” Ucap Dina melemah

“Kita makan siang aja yuk .. gimana ? elo mau..?” Ucap rezha mengajak

“Oke. Tapi elo yang traktir yah??” Balas Dina dengan tatapan menggoda , sepertinya ia mulai menyukai lelaki ini yang mampu menghilangkan sedikit rasa sakit hatinya kepada Riko .

“Dasar elo.. oke deh kalo gitu ntar gue jemput di Villa elo jam 12pas yah… see u..” Jawabnya seraya pergi meninggalkan Dina yang telah sampai didepan Villa-nya sendiri
Dina tersenyum , senyum yang bahagia sama seperti yang ia rasakan saat bersama Riko . Namun , kali ini beda . Yang membuatnya tersenyum itu Rezha , teman di puncak yang baru saja membuat hatinya ceria bukan Riko orang yang tidak pernah peduli dengan dirinya . Lain yang difikirkan Dina , Lain juga yang di fikirkan Riko .

Sekarang jam8 kurang , Lisa , Andrew , dan Riko yang sudah sepakat untuk menyusul Dina ke bogor akhirnya telah selesai mepersiapkan peralatan mereka . Mereka pun meluncur ke daerah bogor . Dan , beberapa jam lamanya mobil CR-V Riko memasuki kawasan puncak . Lisa yang masih tertidur pulas dibelakang tak menyadari bahwa keberadaan mereka kini di Puncak . Jam 11 siang lebih mereka telah berada di kawasan puncak . Andrew yang masih tersadar di bangku depan membangunkan Lisa yang tertidur pulas , di tepuk-tepuknya pipi gadis itu . Lisa berontak , namun matanya perlahan membuka dan menatap ke sekeliling .

“huuuuaaaaaaaaaaaaaaaaa…. Dimana kita..?” Tanya Lisa sambil menguap lebar

“Puncak Lisa sayang..” Jawab Andrew yang segera meneguk botol air minum yang baru saja diambilnya

“Iya.. Cepet deh Lis .. elo bangun…” Ucap Riko menutup pintu mobil depannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar